Rabu, 03 Mei 2017

Karena Kenangan Itu Mahal



Karena Kenangan Itu Mahal
Ary Al'Ghaida



Berawal dari sebuah tugas untuk melakukan Study Banding ke Singapura dan Malaysia dari kampus. Pengurusan paspor pun diurus, ternyata tidak segampang yang kami pikir. Karena KTP yang belum E-KTP sebut saja rita dan lia maka pembuat paspor tidak bisa dibuat kecuali sudah rekaman. Sehubungan kami orang luar pulau jawa semua maka tidak memungkinkan kami untuk pulang selain dana yang cukup besar serta waktu yang sangat singkat. Berbagai cara dilakukan agar bisa membuat paspor, setelah paspor sudah jadi maka perencanaan perjalanan pun dibuat. Sehubungan kami mempunyai saudara di Bintan maka kami berencana untuk berkunjung ketempatnya. Karena telatnya pembuatan paspor dan adanya perencaan diluar agenda Study Banding maka kami memutuskan untuk mencari transportasi sendiri untuk keberangkatan dan kepulangan. Maka kami (Gontet, k’pelo dan k’entung) melakukan perjalanan untuk yang pertama kalinya ke luar Indonesia. 

Hari 1
 Rabu, 12 April 2017 pukul 18.00. Perjalan dengan menggunakan kereta api dari St. Lempuyangan ke St. Pasar Senen kami lakukan. Sengaja kami memilih perjalanan malam karena penerbangan dari Bandara Soekarno Hatta ke Singapura pukul 07.00 PM. Meet Point dengan rombongan dari kampus di Bandara Changi, Singapura.

Hari 2
Kamis, 13 April 2017 Pukul 02.45. Setibanya di St. Pasar Senen tanpa istirahat sejenak kami langsung memesan taxsi tentunya menggunakan aplikasi (cari yang hemat). Karena tidak bolehnya Taxsi Online masuk kekawasan Stasiunt maka kami yang menemuinnya. Cukup memakan waktu lama kami saling mencari, akhirnya pukul 03.30 menuju ke Bandahara Soekarno Hatta.
Pukul 04.30 setibanya di Bandara kami langsung menuju mushola untuk melakukan sholat subuh yang sebentar akan memasuki waktu subuh. Istirahat, sholat dan makan tapi lebih tetapnya ngemil serta bersih-bersih diri pun kami lakukan sambil menunggu waktu check-in buka. Pukul 05.30 mulai melakukan proses check-in, imigrasi dan langsung masuk keruang tunggu. Hanya sekitaran 5-10 menit diruang tunggu, tepat pukul 07.00 para penumpang Batik Air dengan nomor penerbangan ID 7153 dipanggil untuk memasuki pesawat (Boarding Time).
Pukul 07.30 pesawat telah take off. Penerbangan dari Jakarta ke Singapore memakan waktu 2 jam, tapi penerbangan tidak terasa karena Batik Air menyedia fasilitas yang cukup membuat para penumpang asyk dengan layar nya masing (menonton, game, dll) sehingga perjalann 2 jam tidak terasa. Pukul 10.30 sampailah di Changi Airport, Singapore dan langsung menuju Imigration. Ada hal yang menarik di Bandara Changi yaitu tranportasi kereta Skytrain antar terminal tanpa ada bpk supirnya dengan kata lain sudah dioperasikan secara otomatis.  Setelah proses imigrasi selesai kami langsung menuju rombongan yang sudah sampai di bus terlebih dahulu. Setibanya kami di tempat bus menunggu ternyata selain bus juga ada van dan kamipun langsung diarahkan ke van mungkin karena bus nya sudah penuh. Jadilah hanya kami bertiga wanita yang ada divan tapi kami enjoy saja karena yang lainnya sudah kayak seusia bapak kami jadi kami diayomi terus selama di van. (Bahagia itu ketika ingat bersyukur).
Bandara Soekarno Hatta sesaat sebelum keberangkatan
Malay Heritage Center
Pukul 11.30 keluar dari kawasan bandara tepat pukul 12.30 sampai di sebuah Kawasan Wisata yaitu Malay Heritage Center/Istana Kampong Gelam sebagai pusat informasi kebudayaan melayu di singapura. Disalah satu tempat makan yaitu Kampong Glam Café lah kami melakukan makan siang dan sholat dzuhur di Masjid Sultan Singapura yang menjadi objek wisata utama di Kampong Glam, desainnya menarik perpaduan antara arab dan melayu. Sayang waktu yang diberikan kepada kepada kami tidak begitu banyak sehingga banyak tempat-tempat yang tidak kami kunjungi mungkin karena tujuan utama kesana hanya untuk makan siang. 

Masjid Sultan Singapura 

Malay Heritage Center
Merlion
Pukul 13.40 perjalanan dilanjutkan hingga pukul 14.00 kami tiba di kawasan yang memiliki Landmark Singapura. Ya apa lagi selain Merlion (patung singa), ternyata dikawasan ini selain point internsnya Merlion ada juga Marinabay dan gedung entah apa namanya tapi seperti buah durian (Gedung Durian begitu TL kami menyebutnya). Waktu yang diberikan kepada kami ditempat ini cukup lama hal itu dimanfaatkan oleh kami untuk membuat dokumentasi sebanyak banyaknya. Simponi alunan lagu jaz mengalir dengan lembut memberikan nuansa santai dari seorang musisi yang sudah berumur di bawah jembatan di kawan tersebut.   


Merlion
Bugis Village
Pukul 15.15 kami melanjutkan perjalanan ke sebuah tempat perbelanjaan, pukul 15.30 sampailah di Bugis Village. Beberapa teman kami berbelanja tapi tidak sedikit juga yang tidak membeli apapun maka jadilah kita mengabadikan moment di jalan-jalan sekitar Buhis Village sambil menunggu teman-teman selesai belanja. Seselesainya belanja kami langsung menuju Sentosa Island pukul 16.00.

Sentosa Island
Pukul 18.00 sampailah di Sentosa Island. Pengabadian moment pun dilakukan diberbagai spot photo, yang pertama yaitu Universal Studio Singapore yang kedua yaitu patung besar Singapore dan tulisan sentosa. Sekitar 45 menit kami habiskan untuk mengabadikan moment kunjungan tersebut setelah itu kami langsung menuju tempat pertunjukan laser di tepi pantai disebut juga dengan wings of time. Harga tiket pertunjukan laser tersebut 18 Dolar Singapore. Pukul 19.00 pintu gate petunjukan laser dibuka dan para penonton mulai memenuhi bangku yang di setting dengan model teatrikal outdoor. Pukul 19.40 tepat pertunjukan dimulai, ditengah tengah acara hujan turun menguyur para penonton sehingga cukup banyak yang melarikan diri mencari tempat berteduh dan tidak sedikit juga yang tahan demi menoton pertunjukan laser hingga selesai dan pertunjukan berjalan sangat singkat yaitu tidak sampai 30 menit. Selesai sudah pertunjukan laser, selesai juga waktu di singapura.

 
Universal Studio Singapore
 
wings of time 
Pukul 21.00 perjalanan dilanjutkan menuju Malaysia. Perjalanan yang cukup jauh dan proses imigrasi 2 kali yaitu keluar dari singapura dan masuk kemalaysia sehingga memakan waktu yang cukup lama belum lagi ditambah dengan kemacetan dijalan yang cukup panjang.

Hari 3
Jum’at, 14 April 2017 Pukul 02.00, kami baru tiba di rest area sekaligus tempat makan malam kami, karena sampainya kesubuhan jadilah ini adalah makan sahur kami sekaligus sholat karena kami tidak dikasih singgah dimasjid untuk melakukan sholat magrib dan isya. Pukul 03.30 baru lah sampai di tempat menginap kami untuk malam pertama yaitu Swiss-Inn di Johor Bahru. Tidak sesuai harapan ketika sekamar hanya diisi oleh 2 orang, kenapa kami malah dikasih 3 orang tanpa extra bed dan tidak ada komunikasi sama sekali dari pihak travel. KECEWA…. 
Ada sedikit cerita dihotel yang sebenarnya bikin kesal tapi lucu terutama bagi kami bertiga. Cerita nya begini, subuh itu kami sudah kesal dikasih sekamar bertiga tanpa extra bed pula kemudian karena aku sedikit lebih paham tentang komunikasi dalam hotel maka aku yang menghubungi receptionist untuk menanyakan hal-hal keganjalan yang kami rasa tidak wajar. Kami mendapat jawaban dari receptionist bahwa semua yang mengatur itu dari pihak agent maka kami pun menghubungi guide by WA.
Jawaban yang aneh kami malah disuruh pindah satu orang sekamar dengan guide belum cukup sampai disitu keanehan lain muncul yaitu katanya sebenarnya dari awal emang ada satu orang yang akan dengan  guide tapi berhubungan kami naik van dan tidak naik tidak dibus maka kami tidak tahu info itu karena di bus sudah diinfokan. ANEH….
Maka datanglah TL yang divan mengetuk pintu kamar kami untuk menyampaikan bahwa satu orang sekamar dengan guide tanpa disangka dan diduga pintu kamar langsung ditutup kembali oleh k’pelo tanpa menanggapi apapun, sontak aku kaget dan ketawa. Antara kasihan sama TL nya dan kasihan sama kami. KASIHAN…..

Seven Skies International School
Pukul 06.30 kami baru bangun dan kesiangan (maaf) karena lelahnya perjalanan dan baru masuk hotel jam 03.40 sedangkan jam 05.30 harus sudah kumpul lagi. (ada apa dengan jadwal?). Bus sudah berangkat duluan sedangkan van masih menunggu kami yang kesiangan, karena tidak enak sudah ditunggu lama maka kami memutuskan untuk tidak sarapan dan setelah check-out kami langsung berangkat walaupun sebenarkan kami disuruh sarapan terlebih dahulu oleh teman-teman lainnya yang naik van. Kali ini kunjungan kita akan ke Sekolah Internasional di Kuala Lumpur yaitu Seven Skies International School. Perjalan dari Johor Bahru ke Kuala Lumpur cukup jauh sekitar 5 jam, baru lah pukul 12.00 kami tiba di sekolah tersebut. 
kunjungan ke sekolah international

 
Seven Skies International School
Chocoa Boutique
  Pukul 13.30 selesai sudah kunjungan disekolah tersebut selanjutkan kami menuju Local Restaurant untuk makan siang. Sampai direstoran pukul 14.15. makan siang pun berlangsung hingga pukul 15.15 dan langsung mengunjungi pusat perbelanjaan coklat yaitu Chocoa Boutique. Berbagai jenis coklat banyak terjual disana hingga patung-patung yang di pajang dalam kaca pun dari coklat, minuman coklat juga disediakan bagi pengunjung. Bahkan prosuksi dilakukan di situ langsung dan dapat dilihat oleh pengunjung juga. Disana banyak yang belanja coklat dan tidak sedikit juga yang tidak berbelanja sambil menunggu teman-teman berbelanja kami melaksanakan ibadah sholat. 
 
Chocoa Boutique
Pasar Seni(Central Market)
Pukul 17.30 perjalanan dilanjutkan ke Pasar Seni atau lebih dikenal dengan Central Market. Terletak di tepian Sungai Klang, tempat ini adalah tempat jual beli barang kerajinan Malaysia mulai dari kerajian kaum Melayu, Dayak, kaum China, India dan banyak kerajinan dari Indonesia. Karena saya kurang tertarik dengan yang namanya belanja jadi seperti biasa saya hanya menunggu di mobil dan tak lupa beli cemilan biar tidak bosan hingga pukul 19.15. 
Pasar Seni
Pukul 19.45 dinner di local restaurant, ada hal yang menggelitik saat makan sedang proses penyajian di meja makan kami masing ternyata ada menu yang salah antar maka para waiter/s pun mengumpulkan kembali makanan yang sudah di sajikan dimeja makan. LUCU….

Menara Kembar Petronas (Petronas Twin Tower)
Pukul 20.30 sampailah ditempat kunjungan terakhir hari ini yaitu Menara Kembar Petronas (Petronas Twin Tower) atau lebih dikenal sebagai KLCC (Kuala Lumpur City Center) adalah bangunan tertinggi didunia dengan 88 lantai. Sangat disayangkan kami tidak berkesempayan masuk ke gedung tersebut. Pada pukul 22.30 kami menuju tempat penginap ke dua kami kali ini lokasinya di Kuala Lumpur yaitu Citin Hotel. 
 
Menara Kembar Petronas

Pukul 21.50 sampai ke tempat menginap kami, lagi dan lagi kami dikasih sekamar ber 3 tanpa extra bed. Seperti sebelumnya segera menghubungi reception dan mendapatkan jawaban yang sama. Mengubungi guide lagi untuk masalah yang sama dengan malam kemarin, tak lama kemudian extra bed datang diantar oleh seorang satpam hotel tersebut. Kejadian yang mengesalkan dan lucu kembali terulang, extra bed yang dikasih hanya sebuah kasur busa yang sudah menipis dimakan usia bahkan tebalnya kasur tersebut lebih tebal bantalnya dan k’pelo pun mengamuk kembali. (Silahkan dibayangkan…..)

Hari 4
Genting Highland
Sabtu, 15 April 2017 Pukul 07.00 breakfast dan pukul 09.00 perjalanan untuk melakukan kunjungan kembali dilakukan. Pada hari ini dan di pagi ini kita akan mengunjungi Genting Highland. Genting Highlands atau tanah tinggi genting (2000 mdpl) adalah puncak gunung dari pegunungan Titiwangsa di Malaysia serta emnjadi tempat resort terkenal dengan nama yang sama. Pukul 10.30 sampailah ke tempat tujuan dan langsung antri masuk. Harga tiket untuk menaikin Gondola pulang pergi cukup mengeluarkan uang sebanyak RM 8. Pembelian tiket sudah menggunakan Self Service Ticketing. Ada 3 station pemberhentian yaitu Awana Station, Chin Swee Station dan Skyavenue Station. Dimana Awana Station juga sebagai Terminal Bus, dan di Skyavenue Station  ada Shopping Mall,Rrestaurant, Resort Hotel, dan Sky Casino. Pukul 13.30 perjalanan dilanjutkan ke Local Restaurant untuk Lunch, dan sholat. Dilanjutkan pada pukul 14.30 mengunjungi Local Product (pusat oleh-oleh).
Gondola
Batu Cave
Pukul 16.00 berkunjung ke Batu Cave yang merupakan tempat religi kaum India yang didalamnya terdapat patung Dewa Murugan (patung berlapis emas). Rata rata para pedagang di tempat ini merupakan orang india dan begitupun yang dijualnya sangat khas dengan india. Sayangnya lagi banyak renovasi sehingga banyak bangunan-bangunan yang sebenarnya unik menjadi kurang menarik. Burung burung dara yang tidak sedikit berada di kawasan batu cave menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung. Untuk masuk ke dalam para pengunjung harus menaiki ratusan anak tangga terlebih dahulu, karena waktu yang sedikit maka banyak yang tidak masuk ke dalam guanya. Hingga pukul 16. 30 perjalanan dilanjutkan kembali.  
 
Patung Dewa Murugan di Batu Cave
Pukul 17.15 kali ini kunjungan ketempat perbelanjaan kembali untuk yang kesekian kalinya yaitu ke Sungai Wang Mall. Pukul 20.00 dinner di Local Restaurant dan dilanjutkan pukul 20.15 kembali ke hotel.

Hari 5
Istana Negara Malaysia
Minggu, 16 April 2017 Pukul 08.30 check-out hotel dan melanjutkan kunjungan hari terakhir di Malaysia. Pukul 09.00 tibalah kami di Istana Negara Malaysia. Sayangnya kami hanya bisa berfoto didepan tidak boleh masuk ke dalam karena merupakan tempat kediamannya Yang di-pertuan Agong dan Raja Permaisuri Agong Malaysia. Di pelataran Istana Negara sini lah aku mulai menjadi artis dadakan dimana mulai ada berdatangan orang yang minta foto bareng aku. Kalaw kata kawanku karena pakaian ku yang beda sendiri sama pengunjung lainnya. Apanya yang beda hanya menggunakan Jilbab lengkap sama Khimarnya sewarna Hitam semua, disangka orang arab mungkin. (hahaha…)
Istana Negara Malaysia
 Masjid Putra (Putra Mosque)
Pukul 10.15 kami mengunjungi Masjid Putra (Putra Mosque) yang terletak di pusat pemerintah federal Malaysia di Putrajaya. Masjid Putra diambil dari nama Mantan Perdana Menteri Malaysia pertama, Almarhum Tunku Abdul Rahman Putra Al Haj. Masjid ini merupakan salah satu bentuk pernghormatan rakyat dan pemerintah Malaysia kepada beliau. Uniknya masjid ini adalah setiap pengunjung yang masuk ke area Masjid Putra wajib menggunakan jubah yang telah disediakan oleh pengurus masjid. Hanya sebentar kami masuk ke dalam Masjid tersebut hanya sekitar 15 menit hingga pukul 10.30 dan langsung dilanjutkan perjalanan menuju KLIA (Kuala Lumpur International Airport).

Masjid Putra (Putra Mosque)
Disinilah kami bertiga pamitan dan memisahkan diri dari rombongan. Rombongan langsung terbang pulang ke Yogyakarta sedangkan kami bertiga harus melakukan perjalanan kembali ke Melaka dan dilanjutkan ke Johor Bahru untuk melakukan penyebrangan ke Kepulauan Riau. 

To be Continue about “Membuat Jejak Kaki Di Kepulauan Riau”                    

Sabtu, 13 Juni 2015

Memenuhi Panggilan 3153



Memenuhi Panggilan 3153
Ary Al’Ghaida

10 juni 2015, awal perjalanan kami menuju ketinggian 3153 Mdpl. Setelah semua perlengkapan dan kebutuhan sudah terpacking rapi di carrer kami, tepat pukul 13.30 kami mulai melakukan perjalanan. Kami sampai di alun-alun temanggung, rehat sejenak untuk sekedar melepas lelah dan belanja sayur untuk bikin sop di atas sana (kebiasaan yang sering kami lakukan ketika naik gunung, hehe…). Pukul 15.30 akhirnya kami sampai di basecamp pendakian Gunung Sindoro.

Jumlah kami 6 orang, terdiri dari 4 laki-laki dan 2 perempuan. Ada gaplek (yang katanya calon kadiv. Mountaineering, hehe sekaligus mewakili 20 orang angkatannya untuk pendakian sindoro), cempe (yang katanya calon kadiv.ekowisata, hehe serta perwakilan dari angkatan XIV), bangbut (Anggota Luar Biasa Kapala Ampta), bang papin (mama kami dalam pendakian, hehe), pa’e (seseorang yang sedang merindukan sindoro, terakhir naik sindoro 16 tahun yang lalu), serta aku (seorang wanita yang ingin mengibarkan sang biru di puncak sindoro). 

Sesampai di basecamp, kami persiapkan semua kebutuhan kami, packing ulang pun dilakukan. Simaksi kami lakukan, perorangnya dikenakan biaya Rp.10.000,- (sudah termasuk assuransi) serta biaya parkir permotornya Rp.5000,-. Selain mendapatkan tiket masuk, para pendaki juga mendapatkan selembaran kertas yang berisi peta dan tata tertib pendakian sindoro. Mengingat sindoro diatas sana tidak ada sumber air, maka para pendaki harus membawa air dari bawah. Maka kami pun membeli air minum serta kebutuhan lainnya, mencari makan pun kami lakukan. Tepat didepan basecamp pendakian ada sebuah warung, disitu menyediakan makanan. Nasi goreng menjadi menu pilihan kami, porsi yang lumayan banyak membuat kami kekenyangan.

Tepat setelah adzan isya berkumandang, 19.00 kami mulai melakukan pendakian. Enaknya di sindoro ada jasa ojek sampai pada pos ojek, yaitu setengah perjalanan dari pos 1 ke pos 2. Sehingga para pendaki bisa menyimpan tenaganya untuk jalur yang lebih ngetrek. Permotornya kena biaya Rp.15.000,-, kami memutuskan untuk naik ojek, selain menghemat tenaga juga bisa menghemat waktu, spot jantung jelas kami rasakan. Haha . . . bagaimana tidak melewati jalan berbatu-batu yang kanan dan kirinya ladang warga serta beberapa tikungan tajam dan licin, 1 motor tak sanggung naik, sehingga mengharusnya penumpangnya jalan kaki ke pos ojek atas, haha,, “sudah bayar tetap aja jalan” begitu komentarnya setelah sampai dipos ojek. extreme sih, tapi keren… hehe

Pukul 20.30 kami sampai di pos 2 (hanya info, sampai pos 2 masih ada sinyal loh, hehe). Berhubung kami tadi naik ojek, jadi kurang tau dari basecamp kepos 1 nya berapa jam, dan dari pos 1 ke pos 2 nya berapa jam, tapi menurut keterangan peta yang kami bawa dari basecamp ke pos 1 sekitar 1,5 jam, dan dari pos 1 ke pos 2 sekitar 1 jam. Setelah  dirasa badan kami mulai dingin kembali, kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan. Perjalanan dari pos 2 ke pos 3 mulai sedikit menanjak, tepat pukul 00.00 lewat sedikit kami akhirnya sampai di pos 3 tempat ngecamp kami. Sebenarnya tidak memakan waktu lama untuk sampai dipos 3 dari pos 2 sekitar 2 jam saja, namun karena kami melakukan perjalanan santai maka kami agak sedikit lama untuk sampai di pos 3.

11 juni 2015, Dome pun telah berdiri, bau sop segera menghampiri hidung kami membuat perut semakin lapar. Pukul 02.30 dini hari kami makan (klaw ini namannya makan sahur, haha). Setelah perut kenyang, semua perlengkapan kami rapikan dan kami masukkan ke dome. Sebenarnya waktunya kami tidur, tapi beberapa dari kami tidak bisa tidur karena harus bergadang. Dipos 3 terkenal akan babi hutannya yang nekat-nekat, haha. . mungkin karena rantai makanan mereka sudah putus akhirnya mereka menyerang para pendaki yang ngecamp dipos 3 tersebut (bukan orangnya, tapi makannya), mengambil apapun yang bisa dimakan (namanya juga survive, masa mau disalahkan, haha) termasuk obat-obatan para pendaki dimakan semua (mungkin babinya sakit, hehe). Terbukti salah satu dome pendaki yang asalnya entah dari mana aku lupa, domenya diserang babi hutan, babi hutannya sudah terlatih loh, terbukti ketika menyerang sibabi hutan langsung merobek dome dan menarik carrer yang langsung dibawa ke semak-semak, nyalinya juga besar, dari sekian banyak dome yang ada dipinggir (maksudnya dekat semak-semak) eehh, sibabi malah menyerang dome yang ada ditengah-tengah, haha,, seram sih, tapi jadi daya tarik tersendiri bagi gunung sindoro, dimana lagi bisa liat babi hutan berkeliaran dengan enaknya. Para babi ini hanya bekerja ketika malam tiba, kalaw siang hari jangankan suara langkahnya, baunya aja gak keciuman, hehe (mungkin dia bintang pentas, bekerja bila malam tiba, haha)

Sang surya mulai menampakkan dirinya. Pemandangan yang sangat indah, hangatnya mentari mulai dirasakan disertai penampakan gunung-gunung lainnya seperti sumbing, merapi, merbabu, dll. Para pendaki pun mulai packing untuk melanjutkan perjalanan menuju puncak. Tepat pukul 07.00. kami melanjutkan perjalan menuju pos 4 atau sering disebut batu tatah. Rute ini terdiri dari batu-batu besar yang cukup membuat kami kelelahan, bagaimana tidak lelah lutut ketemu perut bahkan sesekali ketemu dada, haha. Apalagi dengan beban yang kami bawa, karena sindoro terkenal akan pencurinya, maka jangan sesekali meninggalkan barang-barang anda tampa ada yang menjaganya. Tapi, jika tak sanggup membawa carrer sampai kepuncak, cukup masukkan barang-barang anda kedalam rerumputan dan tutupin sampai tak terlihat lagi (tapi dikasih tanda, biar gak lupa saat mau mengambilnya).

Belum sampai pos 4, tinggal beberapa langkah lagi. Aku mulai merasakan sesuatu yang sudah tidak aneh terjadi kembali pada diriku. Penglihatanku tiba-tiba jadi gelap, jalanan yang tadinya jelas ku lihat kini menjadi tak terarah. Karena sudah tak sanggup melihat jalan, maka aku putuskan untuk duduk sejenak. Kawan-kawanku sudah menunggu dipos 4, sebenarnya tinggal 1 tanjakan lagi aku sampai di pos 4. Tapi mataku bukanlah bolham lampu yang bisa diterangkan dan bisa diredupkan, redup tetaplah redup hingga akhirnya bangbut menyusulku ke bawah dan membawakan carrerku, tak sampai 5 menit aku sudah duduk bersama yang lainnya di atas rerumputan hijau yang lumayan empuk untuk jadi tempat rebahan kami.

Setelah dirasa nafas kami mulai teratur, kami melanjutkan perjalanan. Dari pos 4 ke puncak, para pendaki akan melewati padang edelweis yang sebelumnya akan melewati hutan lantoro terlebih dahulu. Dimana yang katanya padang edelweis ini merupakan kawasan padang terluas disemua gunung. Tapi sayang kemarin edelweisnya blum mekar, jadi tak bisa menikmati pemandangan indahnya padang edelweis. Dari pos 4 ke padang edelweis bisa memakan waktu 1,5 jam jika jalannya standar, setelah sampai di padang edelweis saatnya menuju puncak. Sebenarnya tidak sampai 1 jam sudah bisa sampai puncak, namun karena harus bergelut dengan penyakit maka aku berjalan begitu lambat. Sehingga kami telat sampai puncaknya, entah berapa kali aku berhenti untuk menormalkan pandangan mataku namun itu tak menyurutkan semangatku untuk berhenti melangkah. Tepat pukul 13.30 aku sampai dipuncak, sedangkan yang lainnya sudah menungguku dari 1 jam yang lalu, hehe (maaf y lama).

Ketika sampai dipuncak, bau  belerang sangat sangat mengganggu pernafasan kami (itu sebabnya pendaki hanya boleh muncak dari jam 07.00 s/d 12.00). Tapi berhubung keinginan untuk muncak kami sangat besar, maka kami tetap muncak walaupun lewat dari jam 12.00 (jangan ditiru y..). Kami tak ingin berlama dipuncak, upacara pun kami lakukan dengan menyanyikan lagu Syukur dan Indonesia Raya serta bebrapa sepatah kata dari tetua kami, kami pun berfoto bersama dengan menmbentangkan sang biru (bendera Kapala Ampta). Satu yang membuat kami iri semua sama tetua kami (pa’e), beliau berfoto sama persis dengan 16 tahun silam beliau muncak ke sindoro dari gaya hingga lokasinya, hanya bajunya saja yang beda (tapi beliau bawa loh bajunya itu, hanya ketinggalan dipos 4 ketika kami meninggalkan barang-barang kami).

Cukup sudah bermain dipuncak, saatnya turun. Karena tetua kami besoknya masuk kerja maka malam itu juga kami turun ke basecamp. Sebenarnya masih mau ngecamp semalam lagi, tapi mengingat kebutuhan air terbatas, maka kami pun turun juga. Entah apa yang ada didalam pikiran kami semua, tapi malam itu bener-bener kami rasakan perjalanannya begitu lama. Beberapa pendaki yang juga turun silih berganti melewati kami, aura perjalanan yang sangat mencekam begitu kami rasakan tapi kami tetap berjalan dan terus berjalan. Akhirnya kami sampai dipos ojek, tepat ketika kami baru sampai ada 3 pak ojek datang. Karena sudah dirasa kaki ini tak sanggup berjalan lagi, kami pun langsung mengojek untuk kebasecamp. Bermalam semalam dibasecamp pun kami putuskan, karena gak yakin sanggup bawa motor pulang kejogya. (Hehe. .)

12 juni 2015, sekitar jam 6 pa’e pulang ke kesemarang untuk masuk kerja, semangat yang tinggi tidak semua orang sanggup melakukannya baru turun langsung masuk kerja lembur pula. (Keren, keren. .) setelah semuanya bangun kami bersih-bersih badan dan mengisi perut kami. Segala logistic yang tersisa kami masak sebagian dan sebagiannya lagi kami kasih ke pendaki yang mau naik. Cerita demi cerita kami lakukan, ngobrol sana sini ke para pendaki lain pun kami lakukan. Sampai pada akhirnya kami semua tau ternyata malam itu, ketika kami turun masing-masing dari kami sudah melihat hal-hal yang tidak wajar entah berhalusinasi karena lelah atau memang benar adanya.

Disepanjang perjalanan pos 2 ke pos ojek, ada yang melihat gerbang, ada yang melihat rumah, ada yang melihat patung, dll. Kami pikir hanya kami yang begitu, tapi ternyata pendaki yang malam itu turun juga sama saja dengan kami, bahkan ada yang sampai diganggu. Ternyata malam kemarin adalah malam jum’at loh,, haha dan katanya daerah sepanjang pos ojek ke pos 2 sering disebut pos syetan atau apalah, yang jelas daerah yang sering dibikin bingung sama penghuninya. Hehe . . .

Jajan sana, jajan sini kami lakukan, habis makan makan lagi begitu terus yang kami lakukan dibasecamp hingga orang basecamp dan pak-pak ojek hafal kami. Hehe (katanya pa’e bersosialisai). Ada satu jajanan khas sana yaitu nasi megono (kalaw gak bener, Hehe) seperti nasi uduk tapi dicampu sayur-sayuran, cukup cepat membuat perut kenyang (harus mencoba kalaw ke sana). Setelah adzan ashar berkumandang, kami pun pulang kejogyakarta. Tapi sebelum pulang kami bersih-bersih basecamp dulu, entah kenapa pada saat kami bersih-bersih basecamp tak ada pendaki yang datang untuk masuk. Seperti paham bahwa lagi ada pembersihan, haha

Sampai Jumpa Sindoro, Sampai Jumpa Kledung, Sampai Jumpa Temanggung, S’lamat Datang Jogya Istimewa.. (begitu sms cempe ke aku, karena tak bisa update status,, haha)…
 
puncak sindoro 3153 Mdpl

“Seorang pendaki sejatinya tidak sedang menaklukan pucuk-pucuk tertinggi yang menusuk ke langit, melainkan ia sedang menaklukan pucuk-pucuk tertinggi dirinya sendiri sebagai manusia”... ^_^
"Untuk Pribadi Yang Menawan Yang Telah Mengajarkan Bagaimana Memberi Nyawa Bagi Sebuah Impian Yang Penuh Semangat Dan Impian yang Bernyawa"